Niko Julius
Forum Replies Created
-
Opsi Scaling ada 2 yaitu :
Horizontal Scaling, dengan membuat campaign baru dengan variasi target audience lain.
Vertical Scaling, dengan meningkatkan budget 20% setiap 7 hari agar lebih stabil. -
Yes, sejak september 2020 yang lalu Instagram menghilangkan fitur Related Hashtag. Hal ini kyk nya bakalan permanen, jadi untuk riset jadi agak ‘manual’ satu per satu gt.
-
Yes, seperti @bajaartha bilang, tidak bisa ke akun Shopee tanpa ada akses khusus gt sih. Jadi memang harus punya web sendiri.
-
Rekomendasi Vendor? atau aplikasi?
-
Kalau rules, tergantung KPI nya dulu sih, kalau misalnya… Lebih ke CPP View Content, maka bisa diperhitungkan per leads berapa, atau diset berdasarkan rules cost per click tertentu..
Jadi gak ada patoran tertentu, tapi lebih ke KPI yang diharapkan didapat dari Ads itu sendiri.
-
Nampaknya karena masih rendering di Device masnya. Ditunggu beberapa waktu, nanti akan jadi lancar sih harusnya.
-
Boleh aja digunakan terus menerus, hanya saja jangan berurutan.. Misal, A, A, A, A, gitu…
Tapi kombinasi seperti A, B, C, D, E, A, B, C, D, E, gitu boleh… walaupun ada pengulangan tapi sifatnya tidak repetitif.
-
Gak akan ada pengaruh apapun, saat kita menambahkan Hashtag pada postingan lama kita.
Karena pada konten yang sudah dipost diatas 3 menit pun kalau ditambahkan hashtag, biasanya sudah tidak bisa masuk di Hashtag lagi… Jadi gak begitu berguna sih…
-
Idealnya setiap grup hashtag, itu secara dominan harus berbeda yaitu 70% berbeda, 30% boleh sama terus. Sehingga Instagram tidak mengindikasikan postingan kita melakukan Spam pada Hashtag tertentu.
-
Kalau strategi yang aku pakai sih…
Kalau 1 hari 1 post, maka 1 minggu = 7 post (artinya buat 7 Grup hashtag)
Tapi…
Kalau 1 hari 3 post, maka 1 minggu = 21 Post (maka saya akan buat 21 Grup Hashtag)
Karena 1 minggu = 1 cycle buat saya, jadi hitungan jumlah kebutuhan grup hashtag adalah sejumlah 1 cycle.
-
Sepengalamanku sih iya, ini juga dikonfirmasi beberapa teman-teman lain…
Jadi 0-10K Follower pertama, Hashtag akan jadi sumber impresi terbesar kita. Karena kita belum memiliki Fans.
10-50K Follower, kita akan cukup banyak bertumpu dengan Fans kita, yaitu metric Other (Share)
50++ akan banyak bertumpu dengan Home, Other & Explore sebenarnya…
Ini sebabnya, saya sering bilang bahwa jangan terlalu terpaku dengan Hashtag, karena itu hanya diawal-awal aja… Tapi fokuslah pada membuat konten yang shareable sehingga viralitasnya tinggi.
-
Tentunya Top Post Hashtag itu, bersumber dari total Interaksi, kemudian Relevansi Konten dengan Audience yang mencari Hashtag tersebut biasanya.
Tidak ada data konkrit mengenai Top Post Hashtag selain rata-rata interaksi.
Karena ada juga beberapa slot Top Post Hashtag, yang diberikan Instagram untuk Postingan baru, tapi sifatnya akan rotate (bergantian) dengan postingan baru lainnya.
-
Kalau maksimum sih pasti ada, yaitu 30 pada Feed Post & 10 Hashtag pada Story.
Tapi dari percobaan yang pernah aku lakukan, paling ideal Hashtag sebaiknya digunakan antara 15-25 hashtag sih…
-
Gak begitu wajib sih sebenarnya, cuma kalau memang ingin serius melakukan analisa akun Instagram maka, sangat disarankan menggunakan Flick sebenarnya.
Metrik yang diperhatikan kalau riset, DAPC, Avg. Like & Comment untuk menentukan Hashtag yang baik.
Kemudian, perhatikan E.R kalau menggunakan Analytics, dan melihat Top Post Hashtag pada Konten yang baik, untuk melihat performansi Hashtag tsb.
-
Permasalahan utamanya adalah…
1. Hashtag tidak sesuai dengan Konten yang diPost, sehingga gak masuk dalam Hashtag.
2. Akun kena Shadow Banned
3. Hashtagnya emang uda mati aja, artinya gak ada impresi.
