Strategi Memulai Bisnis Properti

strategi memulai bisnis properti

Strategi Memulai Bisnis Properti – Tiap orang punya strategi bisnis yang berbeda-beda. Bisnis properti menawarkan potensi income yang luar biasa. Alasannya apalagi kalau bukan harga yang cenderung naik dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk terus meningkat seiring dengan naiknya angka kelahiran, sementara luas lahan yang tersedia tidak bertambah. Naiknya permintaan yang tidak dibarengi dengan suplai yang memadai pada akhirnya membuat harga rumah dan bangunan melonjak drastis terutama di kota-kota besar. Lalu, apa saja strategi memulai bisnis properti?

strategi memulai bisnis properti

Siapkan modal

Menjalankan bisnis perlu modal. Berbisnis properti berarti berbisnis barang tidak bergerak. Anda tidak bisa memiliki cash flow positif jika terus-menerus melakukan pembalian. Sekali waktu bangunan yang dimiliki juga perlu dijual atau disewakan untuk mendapatkan kucuran dana segar. Lalu, seberapa besar modal yang diperlukan untuk memulai usaha real estate? Tidak ada standar khusus untuk itu. Anda bisa memulai dengan budget ratusan juta hingga puluhan miliar rupiah. Modal besar tidak selalu menjadi jaminan keuntungan. Anda bisa saja mengalami kerugian jika tidak pandai mengelola dana yang dimiliki. Tapi bangunan sampai kapanpun punya nilai jual. Anda hanya perlu menjualnya jika mengalami kesulitan keuangan.

Tetapkan tujuan

Apa sebenarnya tujuan anda berkecimpung di bisnis properti? Apakah anda melakukannya karena punya banyak uang, sehingga bingung mau mengalokasikannya kemana? Atau anda anda terjun disini karena ingin memastikan masa depan? Harga tanah 10 tahun lagi sudah pasti berbeda dari harga sekarang. Jika pandai mencari lokasi yang strategis, anda bisa meraup banyak untung dari sini. Di hari tua dimana anda tidak bisa lagi secara aktif bekerja, income dari bisnis properti akan menjamin kesejahtraan anda. Banyak orang berani pensiun dini karena merasa yakin kebutuhan hidupnya terpenuhi lewat investasi properti. Jika saat ini anda punya banyak apartemen, tanah, dan ruko, maka tanpa pekerjaan tetap pun anda bisa melewati hari tua dengan nyaman.

Pahami resiko yang ada

Bisnis properti tidak bebas dari resiko. Kita membuat banyak relasi bisnis saat berkecimpung di bidang ini, diantaranya adalah relasi dengan penyewa bangunan, perusahaan perbaikan, jasa periklanan, kontraktor, dsb. Konflik dengan satu pihak saja bisa menimbulkan keruwetan di dalam bisnis yang anda kelola, apalagi jika masalah tersebut melibatkan banyak pihak. Setiap investasi punya resikonya masing-masing. Untuk meminimalisir hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Misalnya berkaitan dengan financial, anda perlu melakukan pengecekan rutin terhadap income, pengeluaran, pajak, dll. Sementara berkaitan dengan penyewa bangunan, anda perlu memeriksa rekam jejak mereka, kepatuhan dalam membayar angsuran, serta kepatuhan dalam menaati peraturan yang ada.

strategi memulai bisnis properti 2

Buat anggaran belanja

Belanja adalah salah satu tahapan penting dalam bisnis jual beli properti. Sebagai investor, anda harus tahu kapan waktunya belanja dan kapan waktunya menjual. Mulailah dengan menyusun strategi, menentukan kriteria, dan melakukan riset seputar properti yang ingin dibeli. Jangan langsung setuju soal harga kalau masih bisa dinegosiasikan karena mungkin saja anda bisa mendapatkan harga lebih murah. Harus sabar saat bernegosiasi dengan calon penjual maupun calon pembeli.

Pelajari kondisi pasar

Strategi memulai bisnis properti harus dimulai dengan memahami dasar-dasar dalam transaksi properti. Selain itu, anda juga perlu mempelajari kondisi pasar agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Setiap properti punya nilainya sendiri-sendiri, tapi beberapa punya nilai lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Tentu ada faktor khusus yang mempengaruhi perbedaan nilai tersebut. Yang juga penting adalah selalu kedepankan akal sehat ketimbang emosi saat mengambil keputusan. Nah, itu tadi strategi memulai bisnis properti.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *